Java Girls' bukan tempat prostitusi atau penyedia layanan seksual berkedok coffee shop. Itu murni kedai yang menyajikan aneka sajian kopi dan minuman hangat lainnya, meski sengaja menampilkan pekerja dalam balutan busana superseksi.
Menurut laporan Orlando Sentinel, seluruh barista berbalut pakaian renang dan lingerie selama menjalankan tugasnya. Tak heran jika sejak buka November lalu, kafe ini menuai kontroversi di kalangan masyarakat Orlando, Florida.
Balutan busana seksi jelas membuat seluruh pekerja, yang mayoritas wanita, menjadi objek tatapan lelaki hidung belang. "Kami ingin memamerkan apa yang kami miliki," Belinda Messer, 20, salah satu barista di kafe tersebut.
Coffee shop waralaba ini menyebut dirinya provokatif. Di website, terang-terangan menulis misinya memberi pelanggan sebuah pengalaman meminum kopi dengan suasana unik: "Menggoda selera dengan sensualitas melalui seragam barista."
Namun, mereka sesumbar tetap mengutamakan rasa. "Saya tidak peduli betapa cantiknya gadis itu. Jika kopi yang tersaji tidak nikmat, orang-orang juga pasti tidak akan kembali," kata pemilik Java Girls, Todd Brognano, seperti dikutip Huffington Post.
Kemunculan kafe itu mungkin mengejutkan. Tapi, konsep menjual latte dalam balutan lingerie berenda bukan sesuatu yang baru. Pada 1996, kedai kopi serupa juga sudah muncul. Pada 2009, lima pekerja sebuah kedai kopi di Washington bahkan ditangkap atas tuduhan prostitusi terselubung karena membiarkan pelanggan menyentuh bokong dan payudaranya.
Di Winnipeg, Kanada, konsep serupa diterapkan untuk sebuah salon khusus pria. Mengusung nama 'The Scandalous Barber', sang pemilik sengaja membuat dress code jas berpadu bra atau korset bagi pekerjanya demi memenangkan persaingan bisnis salon di kotanya.
Mencegah kontroversi yang mungkin terjadi, sang pemilik memastikan bahwa salon miliknya hanya melayani jasa perawatan estetika, bukan bisnis seksual. Ia mempersilakan para tetangga atau aparat untuk memeriksa aktivitas bisnisnya. "Tidak ada hal menyimpang terjadi di sini," ujarnya.
Menurut laporan Orlando Sentinel, seluruh barista berbalut pakaian renang dan lingerie selama menjalankan tugasnya. Tak heran jika sejak buka November lalu, kafe ini menuai kontroversi di kalangan masyarakat Orlando, Florida.
Balutan busana seksi jelas membuat seluruh pekerja, yang mayoritas wanita, menjadi objek tatapan lelaki hidung belang. "Kami ingin memamerkan apa yang kami miliki," Belinda Messer, 20, salah satu barista di kafe tersebut.
Coffee shop waralaba ini menyebut dirinya provokatif. Di website, terang-terangan menulis misinya memberi pelanggan sebuah pengalaman meminum kopi dengan suasana unik: "Menggoda selera dengan sensualitas melalui seragam barista."
Namun, mereka sesumbar tetap mengutamakan rasa. "Saya tidak peduli betapa cantiknya gadis itu. Jika kopi yang tersaji tidak nikmat, orang-orang juga pasti tidak akan kembali," kata pemilik Java Girls, Todd Brognano, seperti dikutip Huffington Post.
Kemunculan kafe itu mungkin mengejutkan. Tapi, konsep menjual latte dalam balutan lingerie berenda bukan sesuatu yang baru. Pada 1996, kedai kopi serupa juga sudah muncul. Pada 2009, lima pekerja sebuah kedai kopi di Washington bahkan ditangkap atas tuduhan prostitusi terselubung karena membiarkan pelanggan menyentuh bokong dan payudaranya.
Di Winnipeg, Kanada, konsep serupa diterapkan untuk sebuah salon khusus pria. Mengusung nama 'The Scandalous Barber', sang pemilik sengaja membuat dress code jas berpadu bra atau korset bagi pekerjanya demi memenangkan persaingan bisnis salon di kotanya.
Mencegah kontroversi yang mungkin terjadi, sang pemilik memastikan bahwa salon miliknya hanya melayani jasa perawatan estetika, bukan bisnis seksual. Ia mempersilakan para tetangga atau aparat untuk memeriksa aktivitas bisnisnya. "Tidak ada hal menyimpang terjadi di sini," ujarnya.
0 comments:
Post a Comment