Menjaga Diri Dan Keluarga dari Api Neraka

Posted by Anonymous On Saturday, April 7, 2012 0 comments

Oleh: Agus Hasan Bashori Lc
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُوَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَاوَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْيُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لا إله إلا الله وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّإِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍوَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَآءًوَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ الله كَانَعَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا .يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللهَوَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ:
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ الله وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍصلى الله عليه و سلم وَشَرَّ الْأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍبِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ. اللهم صَلعَلَى مُحَمدٍ، وَعَلَى أله وَصَحْبِهِ وَسَلمْ
Saudara-saudara seiman rahimakumullah.
Marilah kita selalu mengulangi ucapan rasa syukur kepada Allah karenanikmat-nikmat-Nya yang telah tercurahkan kepada kita semua sehingga kesehatanjasmani dan rohani masih menghiasi kita. Semoga rasa syukur yang kita panjatkanini, menjadi kunci lebih terbukanya pintu-pintu karunia-Nya. Allah Subhannahuwa Ta'ala berfirman:
“Jika kalian bersyukur, maka akan Kami tambahkan bagimu dan jika kamumengingkarinya, sesungguhnya siksaanKu itu sangat pedih”. (Ibrahim: 7)
Kami peringatkan juga para jamaah dan diri ini agar senantiasa menjagaketaqwaan, agar mengakar kuat dan kokoh di lubuk hati yang paling dalam. Sebabitulah modal yang hakiki untuk menyongsong kehidupan abadi, agar hari-hari kitananti bahagia.

Ikhwani fiddin rahimakumullah.
Seorang muslim seyogyanya menjadikan kampung akhirat sebagai target utama yangharus diraih. Tidak meletakkan dunia dan gemerlapannya di lubuk hatinya, namunhanya berada di genggaman tangannya saja, sebagai batu loncatan untuk mencapainikmat Jannah yang langgeng. Jadi, jangan sampai kita hanya duduk-duduk santaisaja menanti perjalanan waktu, apalagi tertipu oleh ilusi dunia.
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman yang artinya:
“Ketahuilah, bahwasanya kehidupan dunia hanyalah permainan dan suatu yangmelalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaantentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanaman-tanamannyamengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihatwarnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan akhirat (nanti) ada adzab yangkeras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidaklain hanyalah kesenangan yang menipu”.(Al-Hadid: 20)

Ibnu Katsir berkata (dengan ringkas): “Allah Subhannahu wa Ta'ala membuatpermisalan dunia sebagai keindahan yang fana dan nikmat yang akan sirna. Yaituseperti tanaman yang tersiram hujan setelah kemarau panjang, sehingga tumbuhlahtanaman-tanaman yang menakjubkan para petani, seperti ketakjuban orang kafirterhadap dunia, namun tidak lama kemudian tanaman-tanaman tersebut menguning,dan akhirnya kering dan hancur”.

Misal ini mengisyaratkan bahwa dunia akan hancur dan akhirat akanmenggantikannya, lalu Allah pun memperingatkan tentangnya dan menganjurkanuntuk berbuat baik. Di akhirat, hanya ada dua pilihan: tempat yang penuh denganadzab pedih dan hunian yang sarat ampunan dan keridhaan Allah bagi hamba-Nya.Ayat ini diakhiri dengan penegasan tentang hakikat dunia yang akan menipu orangyang terkesan dan takjub padanya.

Topik utama kita kali ini menekankan pentingnya pendidikan anak yang termasuksalah satu unsur keluarga, agar dia selamat dunia dan akhirat. Anak bagi orangtua merupakan buah perkawinan yang menyenangkan. Dibalik itu, anak adalahamanat yang dibebankan atas orang tua. Tidak boleh disia-siakan dan disepelekan. Pelaksana amanah harus menjaga dengan baik kondisi titipan agartidak rusak. Sebab orang tua kelak akan ditanya tentang tanggung jawabnya.
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
كُلُّكُمْرَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan akanditanya tentang tanggungjawabnya”.(Hadits shahih, Riwayat Ahmad, Al-Bukhari,Muslim, dan At-Tirmidzi, dari Ibnu Umar)

Anak terlahir dalam keadaan fitrah. Kewajiban orang tua merawatnya agar tidakmenyimpang dari jalan yang lurus, dan selamat dari api neraka. Selain itu, anakyang shalih akan menjadi modal investasi bagi kedua orang tuanya.
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka,yang bahan bakarnya dari manusia dan batu, penjaganya malaikat yang kasar,keras, lagi tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepadamereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.(At-Tahrim: 6)
Ali Radhiallaahu anhu berkata dalam menafsiri ayat ini: “Didik dan ajarilahmereka”. Adh-Dhahak dan Muqatil berujar: “Wajib atas seorang Muslim untukmendidik keluarganya seperti kerabat, budak perempuan dan budak laki-lakinyatentang perintah dan larangan Allah”.

Hadirin jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah.
Maka, mulai sekarang hendaknya para orang tua sadar terhadap kewajiban merekauntuk mendidik anak-anak mereka agar menjadi hamba Allah yang taat. Memilihkanpendidikan anak yang kondusif untuk perkembangan iman dan otaknya. Bukannyamembiarkan anak-anak mereka begitu saja tanpa pengawasan terhadap bacaan yangmereka gemari, apa saja yang suka mereka saksikan dan aktivitas yang merekagandrungi. Kelalaian dalam hal ini, berarti penyia-nyiaan terhadap amanatAllah.

Ingatlah akibat yang akan menimpa kita dan keluarga kita yang tersia-siakanpendidikan agamanya! Nerakalah balasan yang pantas bagi orang-orang yangmelalaikan kewajibannya. Termasuk anak kita yang malang.!!!
Sesungguhnya neraka itu terlalu dalam dasarnya untuk diukur, tiada daya danupaya bagi mereka untuk meloloskan diri dari siksanya. Kehinaan dankerendahanlah yang selalu menghiasi roman muka mereka. Keadaan seperti ini takakan kunjung putus, jika tidak ada sedikitpun iman dalam dada mereka. Alangkahbesarnya kerugian mereka. Begitu banyak penderitaan yang harus mereka pikul.Inilah kerugian nyata dan hakiki, ketika orang tercampakkan ke dalam lubangneraka Jahanam.

Untuk menegaskan tentang kedahsyatan siksa neraka, kami kutip firman AllahSubhannahu wa Ta'ala :
“Setiap kulit mereka hangus, kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lainsupaya mereka merasakan adzab”. (An-Nisaa’: 56).
Dan juga sabda Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam yang menunjukkan tentangsiksaan neraka yang paling ringan, yaitu siksa yang ditimpakan atas Abu Thalibyang artinya:
Dari Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalambersabda:
“Penduduk neraka yang paling ringan adzabnya adalah Abu Thalib. Dia memakai 2terompah dari api neraka (yang berakibat) otaknya mendidih karenanya”. (HR.Muttafaqun ‘Alaih).
Dengan penjelasan di atas, kita sudah sedikit banyak paham tentang tempatkembalinya orang yang mendurhakai Allah.
فَاسْتَبِقُواالْخَيْرَاتِ أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُا اللهَ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُالرَّخِيْمَ.
Khutbah Kedua
إِنَّالْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِمِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُفَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهَ وَسَلَّمْ تَسْلِمًا. أَمَّا بَعْدُ:
Dari mimbar ini kami ingatkan kembali,marilah kita mulai dengan memberikan perhatian yang besar terhadap TarbiyatulAulad, yaitu proses pendidikan anak kita.
Al-Qur’an telah mengulas tentang sejarah seorang ayah yang mendidik anaknyauntuk mengenal kebaikan. Itulah Luqman, yang dimuliakan Allah Subhannahu waTa'ala dengan pencantuman perkataannya ketika mendidik keturunannya dalamAl-Qur’an. Secara luas itu termaktub dalam surat (QS. Luqman 12-19).

Dalam surat tersebut, Luqman memulai mengajari anaknya dengan penanaman kalimattauhid yang hakikatnya memurnikan ibadah hanya untuk Allah saja, dilanjutkandengan kewajiban berbakti dan taat kepada orang tua selama tidak menyalahisyariat. Wasiat berikutnya adalah berkaitan dengan penyemaian keyakinan tentanghari pembalasan, penjelasan kewajiban menegakkan shalat. Setelah itu amarma’ruf dan nahi mungkar yang berperan sebagai faktor penting untuk memperbaikiumat, tak lupa beliau singgung, beserta sikap sabar dalam pelaksanaannya.Berikutnya beliau mengalihkan perhatiannya menuju adab-adab keseharian yangtinggi. 
Di antaranyalarangan memalingkan wajah ketika berkomunikasi dengan orang lain, sebab iniberindikasi jelek, yaitu cerminan sikap takabur. Beliau juga melarang anaknyaberjalan dengan congkak dan sewenang-wenang di muka bumi sebab Allah Ta'alatidak menyukai orang-orang yang sombong. Beliau juga mengarahkan anaknya untukberjalan dengan sedang tidak terlalu lambat ataupun terlalu cepat.Sedang nasehat yang terakhir berkaitan erat dengan perintah untukmerendahkan suara, tidak berlebih-lebihan dalam berbicara.

Demikianlah wasiat Luqman terhadap anaknya, yang sarat dengan mutiara yangsangat agung dan berfaedah bagi buah hatinya untuk meniti jalan kehidupan yangdipenuhi duri, agar bisa sampai ke akhirat dengan selamat.Cukuplah kiranyakisah tadi sebagai suri tauladan bagi para pemimpin keluarga. Memenuhikebutuhan sandang dan pangan yang memang penting. Namun ingat, kebutuhanseorang anak terhadap ilmu dan pengetahuan lebih urgen (mendesak).

Jamaah Jum’at yang berbahagia.
Orang tua wajib memenuhi kebutuhan ruhani sang anak, jangan sampai gersang daripancaran ilmu dien. Perkara ini jauh lebih penting dari sekedar pemenuhankebutuhan jasmani karena berhubungan erat dengan keselamatannya di dunia danakhirat. Hal itu dapat terealisir dengan pendidikan yang berkesinambungan didalam maupun di luar rumah. Masalahnya, model pendidikan yang ada saat inihanya menelorkan generasi-generasi yang materialistis, gila dunia. Karena itukita harus menengok dan menggali metode-metode pendidikan yang dipakai SalafusShalih yang ternyata telah terbukti dengan membuahkan insan-insan yangcemerlang bagi umat ini.!
إِنَّاللهَ وَمَلآَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِي يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَآَمَنُواْ صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمَا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىمُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِإِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِمُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَإِنَّكَ حَمِدٌ مَجِيْدٌ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُونَا بِالإِيْمَانِوَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَآ إِنَّكَرَءُوفُ رَّحِيْمٌ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَاوَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَاوَلِوَالِدِيْنَا وَاْرحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا. رَبَّنَآ ءَاتِنَافِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.


0 comments:

Post a Comment