Penyebab terjatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 hingga kini masih belum diketahui. Namun berdasarkan informasi terbaru, beberapa handphone (HP) dari penumpang pesawat aktif. Terbukti sejumlah panggilan ke HP mereka nyambung. Padahal mengaktifkan HP saat terbang bisa berbahaya.
HP yang aktif ini diketahui merupakan milik dua wartawan majalah Angkasa yang menjadi penumpang Sukhoi Superjet 100 saat joy flight. Terbukti saat dihubung pukul 17.00 WIB setelah kejadian HP mereka masih nyambung. Tapi keduanya tidak mengangkat karena pesawat sudah terjatuh.
Seorang istri yang suaminya ikut dalam penerbangan juga mencoba menelepon HP suaminya dan ternyata aktif juga. Namun sama tidak ada yang menjawab panggilan. Lalu amankah mengaktifkan ponsel atau HP saat pesawat sedang terbang?
Berdasarkan pengalaman yang ada, sejumlah penerbangan di luar negeri mengalami kecelakaan karena ponsel dan alat eletronik penumpangnya menyala. Menurut salah seorang supervisor khusus mesin turbin, sinyal dari ponsel bisa membuat kerja mesin turbin terganggu atau bahkan mati.
Menurutnya, mesin turbin akan terganggu atau mati jika frekwensi ponsel dan mesin turbin mencapai satu titik yang sama. Dengan kata lain, ponsel bisa mengganggu kinerja mesin turbin yang ada di pesawat. Itulah sebabnya ponsel harus dimatikan selama penerbangan.
Berbagai gangguan lain terhadap mesin pesawat juga bisa diakibatkan oleh perangkat elektronik lainnya. Misalnya saja, komputer, game boy, atau CD player bisa membuat alarm bahaya di pesawat berbunyi. Alarm ini akan memunculkan kepanikan dan membuat pilot harus mendaratkan pesawat secara darurat.
Meskipun hal itu tidak selalu terjadi pada semua pesawat, namun kewaspadaan penumpang untuk tidak lupa mematikan ponsel akan menyelamatkan perjalanan pesawat. Jadi, jangan lupa untuk mematikan HP atau alat elektronik lainnya saat di pesawat demi keselamatan semua.
Hingga saat ini, kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 ini memang memunculkan berbagai macam kejanggalan. Mulai dari permintaan pilot yang tiba-tiba menurunkan ketinggian menjadi 6.000 kaki, hingga anggapan adanya segitiga bermuda di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat.
Belum bisa dipastikan apakah ada korban jiwa atau tidak dalam pesawat naas tersebut. Namun ada berita yang menyebutkan kalau ada 2 korban selamat dan lainnya luka-luka. Proses evakuasi bangkai pesawat sendiri masih dalam tahap pencarian. Pasalnya tim SAR kesulitan untuk menuju ke lokasi bangkai pesawat.
SUMBER
HP yang aktif ini diketahui merupakan milik dua wartawan majalah Angkasa yang menjadi penumpang Sukhoi Superjet 100 saat joy flight. Terbukti saat dihubung pukul 17.00 WIB setelah kejadian HP mereka masih nyambung. Tapi keduanya tidak mengangkat karena pesawat sudah terjatuh.
Seorang istri yang suaminya ikut dalam penerbangan juga mencoba menelepon HP suaminya dan ternyata aktif juga. Namun sama tidak ada yang menjawab panggilan. Lalu amankah mengaktifkan ponsel atau HP saat pesawat sedang terbang?
Berdasarkan pengalaman yang ada, sejumlah penerbangan di luar negeri mengalami kecelakaan karena ponsel dan alat eletronik penumpangnya menyala. Menurut salah seorang supervisor khusus mesin turbin, sinyal dari ponsel bisa membuat kerja mesin turbin terganggu atau bahkan mati.
Menurutnya, mesin turbin akan terganggu atau mati jika frekwensi ponsel dan mesin turbin mencapai satu titik yang sama. Dengan kata lain, ponsel bisa mengganggu kinerja mesin turbin yang ada di pesawat. Itulah sebabnya ponsel harus dimatikan selama penerbangan.
Berbagai gangguan lain terhadap mesin pesawat juga bisa diakibatkan oleh perangkat elektronik lainnya. Misalnya saja, komputer, game boy, atau CD player bisa membuat alarm bahaya di pesawat berbunyi. Alarm ini akan memunculkan kepanikan dan membuat pilot harus mendaratkan pesawat secara darurat.
Meskipun hal itu tidak selalu terjadi pada semua pesawat, namun kewaspadaan penumpang untuk tidak lupa mematikan ponsel akan menyelamatkan perjalanan pesawat. Jadi, jangan lupa untuk mematikan HP atau alat elektronik lainnya saat di pesawat demi keselamatan semua.
Hingga saat ini, kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 ini memang memunculkan berbagai macam kejanggalan. Mulai dari permintaan pilot yang tiba-tiba menurunkan ketinggian menjadi 6.000 kaki, hingga anggapan adanya segitiga bermuda di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat.
Belum bisa dipastikan apakah ada korban jiwa atau tidak dalam pesawat naas tersebut. Namun ada berita yang menyebutkan kalau ada 2 korban selamat dan lainnya luka-luka. Proses evakuasi bangkai pesawat sendiri masih dalam tahap pencarian. Pasalnya tim SAR kesulitan untuk menuju ke lokasi bangkai pesawat.
SUMBER
#5afb6c
0 comments:
Post a Comment